BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 02 April 2011

KOPI ASIN !!




Laki-laki itu datang ke sebuah pesta. Meskipung penampilannya tidak jauh
berbeda dengan penampilan lak-laki lain yang datang, namun kelihatannya
tidak seorangpun yang tertarik kepadanya. Lalu ia memperhatikan seorang
gadis yang dari tadi dikelilingi banyak orang. Di akhir pesta itu, ia
memberanikan diri mengundang gadis itu untuk menemaninya minum kopi. Karena
kelihatannya laki-laki menunjukkan sikap yang sopan, gadis itupun memenuhi
undangannya. Mereka berdua kini duduk di sebuah warung kopi. Begitu
gugupnya laki-laki itu hingga ia tidak tahu bagaimana harus memulai sebuah
percakapan.
         Tiba-tiba ia berkata kepada pelayan, "Dapatkah engkau memberiku sedikit
garam untuk kopiku?" Setiap orang yang ada disekitar mereka memandang
laki-laki itu keheranan. Wajahnya memerah seketika, tetapi ia tetap
memasukkan garam itu ke dalam kopinya lalu kemudian meminumnya. Penuh rasa
ingin tahu, gadis yang duduk didepannya bertanya, "Bagaimana kau bisa
mempunyai hobi yang aneh ini?" Laki-laki itupun menjawab, "Ketika aku masih
kecil, aku hidup di dekat laut, aku suka bermain-main di laut. Jadi aku
tahu rasanya air laut, asin seperti rasa kopi asin ini. Sekarang, setiap
kali aku meminum kopi asin, aku terkenang kembali akan masa kecilku,
tentang kampung halamanku, aku sangat merindukan kampung halamanku, aku
merindukan orang tuaku yang tetap hidup disana." Ia mengatakan itu sambil
berurai air mata, kelihatannya ia sangat tersentuh.
Gadis itu berpikir, "Apa yang diceritakan oleh laki-laki tersebut adalah
ungkapan isi hatinya yang terdalam. Orang yang mau menceritakan tentang
kerinduannya akan rumahnya adalah orang yang setia, peduli dengan rumah dan
bertanggung jawab terhadap seisi rumahnya." Maka gadis itupun mulai
bercerita tentang kampung halamannya yang jauh, masa kecilnya dan
keluarganya.
            Merekapun berpacaran. Gadis itu menemukan semua yang dia inginkan di dalam
diri laki-laki tersebut. Laki-laki itu begitu toleransi, baik hati, hangat
dan penuh perhatian. Ia adalah laki-laki yang sangat baik, sehingga ia
selalu merindukannya. Singkat cerita, merekapun menikah dan hidup bahagia.
Setiap kali, ia selalu membuatkan kopi asin bagi suaminya karena ia tahu
suaminya sangat menyukai kopi asin.
        Sesudah 40 tahun menikah, meninggallah suaminya. Ia meninggalkan surat
kepada istrinya, "Sayangku, maafkan aku, maafkan kebohonganku selama aku
hidup. Inilah satu-satunya kebohonganku padamu, yaitu tentang 'kopi asin'.
Ingatkah engkau pertama kali kita bertemu dan berpacaran? Saat itu aku
begitu gugup untuk memulai percakapan kita. Karena kegugupanku, aku
akhirnya meminta garam padahal yang aku maksudkan adalah gula. Selama
hidupku banyak kali aku mencoba untuk mengatakan kepadamu hal yang
sebenarnya, sebagaimana aku telah berjanji bahwa aku tidak akan pernah
berbohong kepadamu untuk apapun juga. Tetapi aku  tidak sanggup
mengatakannya. Kini aku sudah mati, aku tidak takut lagi, maka aku
memutuskan untuk mengatakan kebenaran ini kepadamu bahwa aku tidak suka
kopi asin. Rasanya aneh dan tidak enak. Selama hidupku aku baru meminum
kopi asin sejak aku mengenalmu. Meski begitu, aku tidak pernah menyesal
untuk apapun yang aku lakukan untukmu. Memiliki engkau merupakan
kebahagiaan terbesar yang pernah aku miliki selama hidupku. Jika aku dapat
hidup untuk kedua kalinya, aku akan tetap ingin mengenalmu dan memilikimu
selamanya, meskipun aku harus meminum kopi asin lagi." Air mata wanita itu
membasahi surat yang dibacanya. Suatu hari seseorang bertanya kepadanya,
"Bagaimana rasanya kopi asin itu?"
"Sangat enak", jawabnya.

*******************************************************************

          Kita selalu berpikir bahwa kita sudah sangat mengenal pasangan kita lebih
dari orang lain mengenal mereka. Tetapi mungkin saja ada hal-hal tertentu
yang tidak kita ketahui di mana pasangan kita telah rela meminum "kopi
asin" dengan membuang ego, kesombongan, kesenangan dan hobinya untuk
menjaga keharmonisan hubungan kita dengannya. Ya, begitulah caranya
mengasihi dan mencintai. Bukan menuntut, tetapi berkorban. Membuang kebencian
dan mengasihi lebih lagi, menyebabkan rasa garam bisa lebih enak daripada
rasa gula.
        Kebahagiaan biasanya merupakan hasil dari sebuah pengorbanan,
kemenanganmu terletak pada kesetiaanmu  memandang kepada kebesaran ALLAH dan
kemampuan-Nya.

0 Need Comment: